Menyekolahkan anak dari AIr Pohon aren Atau Tuak

      

        Mungkin bagi anda yang suka mangkal di kedai tuak/ Lapo Tuak (Tuak = air pohon aren yang dicampur kulit kayu dijaikan minuman memabukkan)  Mungkin anda Pernah mendengar kata (Tuak do pasikolahkon au "B.indo = Tuak yang menyekolahkan  aku" , Tuak do pabaggalhon au "B.Ind=tuak yang membesarkanku") ternya hal tersebut bukan lah hanya sekeder omongan belakang hal ini terbukti pada suatu daerah Sumatera Utara kabupaten simalungun dengan Ibu Kota Pematang Raya di desa daerah saya tinggal.

       Mungkin sebagian dari anda bingun dan tidak mengerti dengan kata tersebut, saya akan coba jelaskan mengapa kata tersebut keluar dari mulut mereka. didaerah saya tingga sangat banyak dijumpai Lapo Tuak tempat mangkal para peminum tuak. sebagagian dari mereka tidak jarang bercerita tentang bagaimana kehidupan nya, bagaimana mereka dapat membesarkan anak mereka bahkan menyekolahkan anak mereka sampai titel sarjana diperguruan tinggi karena Tuak. beginlah cerita menurut penuturun masyarakat setempat yang membuat saya yakin dan itu terbukti, menydap air pohon aren bukan lah pekerjaan utama mereka, menyadap air pohon aren hanya pekerjaan sampingan/sekedar saja. 

       Mungkin harga Tuak pahit (tuak untuk diminum dilapo tuak yang dicampur dengan kulit kayu) 10 L dihargai sekitar 30-40 rb. satu pokok pohon aren mampu mengeluarkan air sekitar 8-12 L satu hari satu malam atau 24 jam. mungkin harga terhitung sedikit akan tetapi kita ketahui sekarang aja hanya 1,2 orang yang sengaja menanam atau membudidayakan pohon aren. tanaman pohon aren tumbuh dan menyebar disebabkan hewan seperti Luwak atau sejenis lainya dan jarang merawat pohon tersebut secara bersahaja. waktu untuk proses penyadapan air pohon aren juga tidak banyak memakan waktu, cukup dengan 30 menit salam satu hari diantaranya 15 menit pagi dan 15 menit sore bisa dikatakan tidak menggangu pekerjaan masyarakat lainya. masyarakat setempat tidak jarang dijumpai berpenghasilan 80-100 rb per harinya.

      Lalu bagaimana kata tersebut (Tuak do pasikolahkon au "B.indo = Tuak yang menyekolahkan  aku" , Tuak do pabaggalhon au "B.Ind=tuak yang membesarkanku") keluar dari mulut masyarakat ? mengingat biaya sekolah cukup mahal lahan tempat bertani sempit sangat susah menyekolahkan anak. akan tetapi beban mereka sangat terbantu dengan mengandalkan pohon aren selain tidak memakan waktu untuk bertani tumbuhan pohon aren juga tidak menggangu areal pertanian karena pohon aren. jika untuk biaya sekolah smp sma aku arasa sudah cukup dengan  10 L perhari sekitar 30-40 rb bahkan msi sisa untuk beli rokok saliti sebungkus. nah untuk kulih mau sarjana mungkin harus ada hasil bertani. ketika anak-anak mereka tumbuh dewasa bertitel tinggi dapat kerja bagus bapak udah Tua dilihatnya minum Tuak, si anak melarang ngomong Pak jangan minum2 Tuak bapak ya gk baik untuk kesehatan bapak, bapak nya jawab diam lah kaw yang gk tau ny kw Tuak yang membesarkan kw tuak yang menyekolahkan kaw.