sponsor 21

sejarah SUKU BATAK MANDAILING




sejarah SUKU BATAK MANDAILINGPROFIL SUKU BATAK MANDAILING

1. Sejarah singkat suku batak mandailing

Suku batak mandailing merupakan nama suku bangsa yang mendiami
kabupaten Mandailing Natal,Kabupaten Padang Lawas,Kabupaten
Padang Lawas Utara,dan sebagian Kabupaten Tapanuli Selatan,
Sumatera Utara. Nama suku mandailing berasal dari kata
Mandailing atau Mandahiling yang diperkirakan berasal dari
kata Mandala dan Holing yang berarti sebuah wilayah
Kerajaan Kalinga. Kerajaan India tersebut diperkirakan tela
h membentuk koloni mereka sejak abad ke-12,yang terbentang
 dari portibi hingga pidoli. Dalam bahasa Minangkabau,Mandailing
diartikan sebagai mande hilang yang bermaksud ‘ibu yang hilang’’.
Oleh karenanya ada pula anggapan yang menyatakan bahwa masyarakat
Mandailing berasal dari kerajaan pagaruyung di Minangkabau.

2. Adat Istiadat
Adat istiadat suku Mandailing diatur dalam surat Tumbaga Holing
(Serat Tenbaga Kalinga),yang selalu dibacakan dalam
upacara upacara adat. Orang Mandailing mengenal tulisan
 yang dinamakan Aksara Tulak-Tulak,yang merupakan
varian dari aksara Proto-Sumatera,yang berasal dari huruf pallawa,bentukny
a tak berbeda dengan Aksara Minangkabau,Aksara Rencong
 dari Aceh,Aksara Sunda Kuna,dan AksaraNusantara lainnya.
Meskipun Suku Mandailing mempunyai aksara yang dinamakan
urup tulak-tulak dan dipergunakan untuk menulis kitab-kitab
kuno yang disebut pustaha (pustaka). Namun amat sulit menemukan
catatan sejarah mengenai Mandailing sebelum abad ke-19.
Umumnya pustaka-pustaka ini berisi catatan pengobatan
 tradisional,ilmu-ilmu gaib,ramalan-ramalan tentang waktu
 yang baik dan buruk serta ramalan mimpi.

3. Kekerabatan
Suku Mandailing sendiri mengenal paham kekerabatan,baik
 patrilineal maupun matrilineal. Dalam system patrilineal,
orang Mandailing mengenal marga. Di Mandailing hanya
dikenal belasan marga saja,antara lain lubis,nasution,harahap,pulungan,batubara,parinduri,lintang,
hasibuan,rambe,dalimunthe,rangkuti,tanjung,mardia,daulay,
matondang,dan hutasuhut.


MARGA MANDAILING
Perkataan marga di mandailing atau mandahiling bias
berarti clanitu asalnya dari bahasa sanskrit,varga yaitu
warga atau warna,ditambah imbuhan ma atau mar,
menjadi mavarga atau marvarga,artinya berwarga,
dan disingkat menjadi marga. Marga itu sendiri
bermakna kelompok atau puak orang yang berasal dari
satu keturunan atau satu dusun. Marga juga bisa berasal
dari singkatan’naMA keluaRGA’.
1. Asal usul
Penelitian silsilah marga lubis,yang terbagi menjadi 2,yaitu
 lubis singengu(keturunan silangkitang)di kotanopan dan
lubis singasoro(keturunan sibaitang) di pakantan,beserta
harahap(keturunan sutan bugis) danhutasuhut(keturunan sutan borayun)
di angkola,merupakan keturunan Namora pande bosi. Marga
itu mulai tinggal di mandailing julu dan mandailing jae(angkola) pada kurunabad ke-16,keturunan raden patah gelar angin bugis dari majapahit.
Sementara marga nasutionsibaroar yang berada di mandailing
 godang merupakan keturunan si baroar gelar sutan(sultan)
 di aru,dan marga-marga nasution lainnya antara laing nasution panyabungan,tambangan,borotan,lantat,jior,tonga,dolok,
maga,pidoli,dan lain-lain berdasarkan nama dusun masing-masing.
Umumnya marga-marga di mandailing kisah asal usulnya
 tidak menunjukan berasal dari toba,seperti opini yang ditebarkan. Antara lain batubara,daulae,dan matondang yang berasal dari satu nenek
 moyang. Tokoh nenek moyang ketiga marga tersebut
menurut kisahnya dua orang bersaudara,yakni parmato
sopiak dan datu bitcu rayo. Sekitar tahun 1560 M,keduanya
 bersama rombongan berangkat dari batubara,tanjung
balaimenuju kawasan barumun. Di tempat itu,mereka
mendirikan kampong bernama binabo,dan disitulah parmato
sopiak meninggal dunia. Kemudian hari,dua putra parmato
sopiak yang bernama si lae dan si tondang bersama pengikut
 mereka pindah ke mandailing godang,dan mendirikan kampung
bernama pintu padang, Disitulah keturunan mereka berkembang
dan bermarga daulae dan matondang. Datu bitcu rayo kemudian
 berpindah,dan mendirikan kampong pagaran tonga, Di tempat
itu keturunannya berkembang menjadi marga batubara.
Orang-orang mandailing bermarga rangkuti dan pecahannyamarga
parinduri,juga tidak mendukung pendapat,yang menyatakan mereka
berasal dari toba,tidak Marmora(punya hubungan kerabat mertua)
dan tidak maranak boru(punya hubungan kerabat bermenantu)
ke tanah batak. Sebab menurut penuturan yang dihimpundari
orang-orang tua di mandailing dan disesuaikan pula dengan t
arombomarga rangkuti,bahwaompu parsadaan rangkuti
(nenek moyang orang-orang bermarga rangkuti) di runding,
bernama mangaraja sutan pane,yang pada kira-kira abad keXI
 datang dari ulu panai membuka huta rundingdan mendirikan
kerajaan disana. Kerajaan tersebut berhadapan dengan harajoan
(kerajaan) pulungan di hutabargot di kaki tor(gunung) dolok
 sigantang di seberang sungai batang gadis kira-kira 16 km dari
 panyabungan. Versi lain pula mengatakan bahwa nenek moyang
 orang mandailing bermarga rangkuti pada mulanya datang dari
aceh selatan. Dari sana mereka kemudian turun ke mandailing
godang dan mendirikan perkampungan mereka yang dinamakan
 runding. Versi lainnnya,rangkuti merupakan keturunan dari
 ra kuti,yang lari ke mandailing pada masa lampau,yaitu masa kesultanan aru.

2. Marga-Marga Mandailing
Etnis mandailing hanya mengenal sekitar belasan marga,antara lain lubis,nasution,pulungan,batubara,parinduri,lintang,harahap,hasibuan(nasibuan) ,rambe,dalimunthe,rangkuti(ra kuti) ,tanjung,mardia,daulay,matondang,hutasuhut.
Menurut abdoellah lubis,marga-marga di mandailing julu
dan pakantan adalah seperti berikut: lubis(yang terbagi
kepada lubis huta nopan dan lubis singasoro),nasution,
parinduri,batubara,matondang,daulay,nai monte,hasibuan,
pulungan.Marga-marga di mandailing godang adalah
nasutionyang terbagi kepada nasution panyabungan,tambangan,borotan,lantat,jior,tonga,dolok,maga,pidoli,dan lain-lain. Lubis,hasibuan,harahap,batubara,matondang(keturunan hasibuan) ,rangkuti,mardia,parinduri,batu na bolon,pulungan,rambe,mengintir,nai monte,panggabean,tangga ambeng dan margara.
(rangkuti,mardia dan parinduri asalnya satu marga).
Menurut basyral hamidy harahap dan hotman m.
siahaan,di angkola dan sipirok terdapat marga-marga pulungan,baumi,harahap,siregar,dalimunthe dan daulay.
Di padang lawas,terdapat marga-marga harahap,siregar,hasibuan,daulay,dalimunte,pulungan,nasution dan lubis.
Menurut basyral hamidy harahap dalam buku berjudul
horja,marga-marga di mandailing babiat,dabuar,baumi,
dalimunte,dasopang,daulae,dongoran,
harahap,hasibuan,hutasuhut,lubis, ,parinduri,pasaribu,payung,pohan,pulungan,rambe,rangkuti,
ritonga,sagala,simbolon,siregar,pane, nasution,tanjung.

DALIHAN NA TOLU
Dalihan na tolu adalah fondasi budaya angkola-sipirok,padang-lawas dan mandailing,yang saat ini memerlukan pelestariannya sebelum terlambat walaupun gejala kepunaha sudah dapat dibaca sekarang ini. Pada dalihan na tolu terdapat 3 unsur,yaitu:
1. Kahanggi adalah kelompok yang mengayomi.
2. Anak boru adalah kelompok yang melaksanakan tugas.
3. Mora adalah kelompok yang dalam posisi penasehat.

Pada dalihan na tolu terdapat 109 nilai,yang diperas menjadi 9 nilai budaya utama,yaitu:
1. Kekerabatan,mencakup hubungan primordial,suku,kasih sayang atas dasar hubungan darah dan perkawinan.
2. Religi mencakup kehidupan beragama.
3. Hagabeon mencakup banyak anak-cucu serta panjang umur.
4. Hasangapon,kemuliaan,kewibawaan,kharisma.
5. Hamaraon mencakup kekayaan yang banyak tapi halal.
6. Hamajuon mencakup kemajuan dalam menuntut ilmu pengetahuan.
7. Hukum mencakup “ptik dan uhum’’ dalam rangka menegakkan kebenaran.
8. Pengayoman,nilainya lebih kecil dari 7 unsur lainnya,karena orang angkola-mandailing biasanya mandiri.
9. Konflik mencakup terjadi pertarungan kekuatan tentang masalah tanah dan warisan.


sejarah SUKU BATAK MANDAILING sejarah SUKU BATAK MANDAILING Reviewed by ces on 7:44:00 AM Rating: 5

Tidak ada komentar:

sponsor2

Diberdayakan oleh Blogger.